Selalu positive thinking pada Ayah

Sejak kecil kita selalu diajari untuk menghormati ibu, karna kata orang Surga terletak dibawah telapak kaki ibu. Lantas bagaimana dengan ayah? Sebenarnya ibu dan ayah sama2 harus kita hormati. Tak hanya ibu yang sudah bersusah payah membesarkan kita, ayah tak kala pentingnya untuk kehidupan kita. Jika tak ada ayah apakah kita bisa jadi seperti saat ini? Siapa yang akan memberi kita makan? Siapa yang akan menggendong kita ditengah gelap malam ketika kita menangis dan ibu tak mampu lagi bangun karena kelelahan? Siapa yang akan melindungi kita ketika kita diganggu oleh orang? Siapa yang akan membantu kita naik sepeda? Siapa yang akan membantu kita mengenali dunia luar yang belum pernah kita ketahui? Semua itu hanya ayah yang melakukan.

Seiring kehidupan kita telah tumbuh dewasa. Apakah semua yang ayah lakukan kepada kita selesai? Tidak. Walaupun kita sudah besar dan dewasa ayah akan tetap melakukan itu semua kepada kita. Siapa yang akan menyekolahkan bahkan menguliahkan kita? Siapa yang akan membelikan kita barang yang kita mau? Cuma ayah yang mampu melakukannya.

Sangat wajar seorang anak meminta sesuatu kepada ayahnya, tapi sangat kurang ajar jika ada anak meminta sesuatu yang diluar batas kemampuan ayahnya. Apakah kita pernah memikirkan betapa susahnya ayah untuk bisa memberikan apa yang kita mau? Ayah bersedia melakukan apapun demi memberikan apa yang kita mau, bahkan hingga kita dewasa, dan parahnya ketika kita sudah menikah pun sering kali masih meminta pada ayah.

Ketika ayah bisa memberikan apa yang kita mau pasti kita sangat senang. Tapi apakah kalian tahu siapa yang paling senang saat itu? Kesenangan yang dirasakan ayah ketika melihat anaknya senang jauh lebih besar dari pada kesenangan anaknya yang mendapatkan apa yang dia mau. Ayahlah orang yang paling senang ketika itu. Semua luka yang ada dibadannya, semua letihnya, semua keringat yang mengucur akan terlupakan ketika kita bisa tertawa senang dengan pemberiannya itu.

Dan bagaimana jika ayah tak mampu memberikan apa yang kita mau?


Siapakah yang akan sedih? Kesedihan seorang ayah yang tak mampu memberikan apa yang dimau oleh anaknya akan jauh lebih besar ketimbang sedihnya anak yang tak bisa memiliki apa yang dia mau. Ayahlah orang yang paling sedih pada saat itu. Ayah merasa telah gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk kita. Hari itu adalah hari terburuk bagi ayah.

Percayalah, apapun yang ayah berikan kepada kita itulah yang terbaik . Ayah tahu apa yang terbaik untuk kehidupan kita. Yang ada dipikiran ayah hanyalah bagaimana cara memberikan yang terbaik untuk hidup kita.

Sebuah cerita dari Ghalil Gibran,

Ketika itu seorang anak datang menghampiri ayahnya dan bertanya, "Ayah, mana yang lebih penting antara hidupku dan hidupmu?"
Dengan pasti ayah menjawab, "Hidupku."
Sang anak sangat kecewa dan berlari meninggalkan ayahnya untuk selamanya.
Ayah langsung meneteskan air mata sambil berbicara dalam hati, "Maafkan ayah jika ayah salah bicara nak, Hidupmu adalah bagian dari hidupku yang paling penting".